Kamis, 05 Juni 2008

Information and Communication Technology (ICT)

Information and Communication Technology (ICT)

Information and Communication Technology (ICT), atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan integrasi antara dua teknologi, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

ICT-Information Communication Technology hanyalah sebagai salah satu bagian dari sistem informasi. ICT hanyalah sebagai landasan infrastruktur teknologi yang meliputi hardware, software dan jaringan komunikasi untuk mengambil, mengumpulkan, memproses, dan memberikan output berbentuk content digital. Lebih lanjutnya informasi tersebut didesiminasikan melalui jaringan transmisi data dengan menggunakan berbagai macam jenis peralatan komunikasi (jaringan komputer) baik untuk kebutuhan internal (Intranet) maupun untuk kebutuhan publikasi umum (Internet).


Implementasi ICT dalam dunia Pendidikan (IAIN)

Dengan semakin cepat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin cepat usang pula pengetahuan dan teknologi yang kita miliki. Agar kita bisa mengimbanginya maka harus selalu dilakukan Updating dan Upgrading pada beberapa sisi, mulai dari managemen, human resources, sistem kerja organisisasi, sarana dan prasarana pendukung, pendanaan, dan hal-hal lain yang berkaitan erat dengannya
Menerapkan system informasi selain membutuhkan dukungan ICT tentunya juga membutuhkan Isi (Content), Prosedur (Procedure), dan Peranan SDM (Role) yang semuanya akan menuju satu kesatuan dari kebutuhan yang diharapkan intitusi. Tanpa adanya proses informasi yang efektif maka institusi tersebut akan tidak dapat mengendalikan lingkungan sekitarnya. Mengelola ICT adalah merupakan pekerjaan yang sangat complex dan pada akhirnya konsekuensinya adalah mahal. Kuncinya adalah pentingnya mencari keseimbangan antara keuntungan yang diberikan dari investasi ICT lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan.
Sistem informasi merupakan seluruh kesatuan proses mulai dari operator sampai dengan managemen puncak, mulai dari teknis pengelolaan ICT yang kita kenal dengan Transaction Processing System (TPS), Sistem Pengambilan Keputusan atau Decission Support System (DSS) , Sistem Informasi untuk Managemen dengan istilah lain (Management Information System), sampai dengan Sistem Pendukung para kalangan Executive atau Executive Support System (ESS).
Secara singkat dapat kami tuliskan bahwa system informasi bukan hanya dikelola oleh para operator computer saja tetapi juga memerlukan peran serta dari para staf teknis dan profesional ICT, supervisor, para mid-level manager, dan juga para Executive Managers
Semakin keatas maka pekerjaan teknis semakin kecil tetapi nilai dari informasi yang dimilikinya semakin tinggi dan hal ini akan dicapai apabila level-level dibawahnya dapat mengerjakan proses-proses yang dibebankan kepadanya dengan baik, efektif, dan efisien. Dengan kata lain semua input yang diberikan atau dientrikan oleh para operator menggunakan ICT, prosedur dan aturan yang berlaku dapat diproses dengan baik sehingga seluruh cotent digital dalam suatu intitusi dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan managemen.
Apabila kita mencoba menganalisa dari level pada bagian paling bawah. Sejauh mana efektifitas dan efisiensi pekerjaan mereka telah dikerjakan ? Sejauh mana penggunaan ICT telah diterapkan untuk mengelola seluruh pekerjaan tersebut ? Apakah software dan hardware yang dimiliki oleh institusi tersebut sudah dalam kondisi yang ideal atau minimal cukup ? Sudahkah memiliki ruang (Gudang Data) yang dikelola dengan baik ? Apakah seluruh proses tersebut diatas sudah dapat diakses diseluruh unit kerja yang tersebar pada beberapa lokasi ? seberapa banyak dan lengkap informasi yang dapat diberikan untuk stakeholder ? Apakah sudah mengintegrasikannya dengan aplikasi global yang terkoneksi secara luas ? Sejauh mana implementasinya dalam e-Learning, e-government, dan aplikasi electronic lainnya? sejauh mana para civitas akademik memanfaatkan ICT, Serta masih banyak pertanyaan lainnya yang dapat diuraikan untuk melihat performance suatu institusi dalam menerapkan ICT.


http://labcom.sunan-ampel.ac.id/mod.php?mod=content&op=viewcontent&contid=13

Tata kelola sistem informasi

JAKARTA,
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat pertumbuhannya. Jika tidak dikelola dengan cara yang baik dan benar justru akan menyebabkan pemborosan dan pengulangan kesalahan berganda bila dibandingkan dengan cara tradisional sekalipun.
Untuk itulah peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) harus didefinisikan dengan fokus pada pemberian nilai tambah kepada organisasi. (1) Menciptakan "value" melalui peningkatan unjuk kerja dan inovasi dan (2) Menjaga "value" melalui pengelolaan secara operasional dan menangani resiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan investasi TIK.

Sistem informasi didefinisikan sebagai kegiatan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyampaikan informasi untuk sebuah tujuan khusus "aplikasi". Lingkungan yang melingkupi sistem informasi berupa ketersediaan hardware, software, data, network, procedure dan people.

Tujuan utama sistem informasi adalah mengumpulkan data, memprosesnya menjadi informasi kemudian mengubah informasi menjadi pengetahuan untuk sebuah tujuan khusus.

Data didefinisikan sebagai deskripsi pokok suatu hal, kejadian, aktivitas dan transaksi yang direkam, diklasifikasikan dan disimpan tetapi belum diorganisir menjadi sesuatu yang spesifik. Informasi didefinisikan sebagai data yang telah diorganisir sehingga memiliki arti dan nilai tambah bagi penerimanya. Pengetahuan (knowledge) diartikan sebagai informasi yang telah diorganisir dan diproses sehingga menjadi pemahaman, pengalaman dan keahlian ketika diterapkan pada situasi aktifitas yang berbeda.

Sistem Informasi – Klasifikasi Fungsi Dukungannya

Sistem informasi, tinjauan klasifikasi fungsi dukunganya dapat digambarkan sebagai piramida yang tersusun dari empat lapis. Berturut-turut dari bagian paling bawah keatas adalah : Operasional Managers, Data Workers, Middle Managers dan Top Manager.

Operasional managers akan menangani transaction processing system mis. order precessing, fulfillment, material movement, A/R, A/P, GL, payroll dan POS. Data workers menangani knowledge management system dan office automation system berupa simulation, pgm coding, system support, word processing, desktop publishing. Middle managers menangani management information system, decision support system dan intelligent support system berupa sales management, inventory control, annual budget, production schedulling, cost analysis dan pricing analysis. Top Manager menangani executive support system berupa 5-year sales trend, profit planning, 5-year budget forecasting dan product development.

Strategi Organisasi dan TIK

Keselarasan strategi organisasi dan TIK akan menentukan keberhasilan pengelolaan TIK. Pertama, menyelaraskan strategi TIK dengan trategi bisnis dan misi organisasi/lembaga. Kedua, mengelola kemampuan TIK dengan membuat keputusan, strukturisasi dan mengelola organisasi dan memberikan layanan TIK ke organisasi dan ketiga, mengintegrasikan teknologi baru, penggerak dan peluang dengan strategi bisnis. Tiga hal yang mempengaruhi adalah: IT alignment, IT management & delivery dan IT enablement.

Area Fokus IT Governance

IT Governance fokus pada penyampaian "value" dan mengurangi resiko akan investasi TIK, "value" di-drive oleh strategi yang selaras degan bisnis, resiko dikelola melalui akuntabilitas sistem yang dibangun.

Penggerak TIK dikelompokkan dalam tiga penggerak utama yaitu: technology drivers (kebutuhan akan teknologi terbaru), organizational drivers (pergerakan organisasi menjadi tujuan dibandingkan dengan bisnis itu sendiri) dan business specific drivers.

IT Organization dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) internal business drivers (degree of business unit diversity) (2) external drivers (environment, business process linkages, information flows/linkages) dan (3) history and culture (local culture, corporate culture, IT culture) serta (4) technology drivers (rate of technology change, embedded core systems predominance.

IT Management and Delivery dibagi menjadi service areas untuk mengidentifikasi pengaruh faktor-faktor dan mempertemukan IT Service Requirements dengan berdasar kepada business strategy objectives. Tiga hal yang mempengaruhi IT Management and Delivery adalah infrastruktur, pemberian solusi dan faktor kepemimpinan. Service areas dikelompokkan dalam capabilities, sourcing, structure & governance dan processes.

Gambaran strategi TIK mendukung strategi bisnis dapat dilihat pada keterkaitan yang saling mempengaruhi antara: strategi organisasi, fungsi organisasi, arsitektur aplikasi, infrastruktur teknis, sumber daya/pegawai dan pendanaan.

Tata Kelola TIK

Langkah-langkah pengelolaan yang baik TIK adalah (1) membangun kerangka kerja organisasi pemerintahan (2) menyelaraskan strategi TIK dengan strategi organisasi (3) memahami/mendefinisikan resiko berkaitan dengan pengembangan TIK (4) mendefinisikan target atau sasaran (5) menganalisa kemampuan yang ada dan identifikasi "gap" (6) membuat strategi pengembangan (7) mengukur hasilnya dengan alat ukur yang ada dan (8) melakukan evaluasi dan perbaikan.


http://www.depdagri.go.id/konten.php?nama=Artikel&op=detail

Transaction Processing System

Pada dunia usaha proses-proses yang mengacu pada transaksi pertukaran barang atau uang atau jasa disebut dengan Transaction Processing System (TPS). Beberapa jenis subsistem yang ada pasa TPS ialah :
Payroll : pembayaran upah / gaji karyawan
Order Entry / order processing : mencatat pembelian untuk konsumen
Invoicing : menghasilkan faktur
Inventory : mengelola barang supaya selalu tersedia
Shipping : menyerahkan barang dari perusahaan sampai diterima oleh konsumen
Accounts receivable : mengelola file konsumen & menyerahkan tagihan ke konsumen
Purchasing : mengkoordinasi pembelian barang kepada konsumen
Receiving : menerima barang dari pemasok/supplier pengembalian barang (retur) dari konsumen
Account Payable : mengelola pembayaran tagihan kepada pemasok / supplier
General Ledger : mengikat subsistem diatas menjadi satu & menghasilkan satu laporan


http://dosen.stiki.ac.id/eva/ASI/Transaction%20Processing%20System.doc

BAKOSURTANAL Siap Membantu Daerah Membuat Peta Rawan Bencana

BAKOSURTANAL, sebagai institusi pemerintah yang berwenang terhadap pemetaan, siap membantu daerah untuk membuat peta rawan bencana, sebagai antisipasi dan tindakan prenventif terhadap risiko yang akan terjadi.
“BAKOSURTANAL hanya memiliki kewenangan membuat peta dasar pada skala 1:25.000. Sedangkan untuk peta evakuasi, peta rawan bencana, diperlukan peta dengan skala yang lebih detil, misalnya pada skala peta 1:2.500. Untuk membuat peta detil ini, yang tahu adalah daerah,” demikian jelas Rudolf Wennemar Matindas, Kepala BAKOSURTANAL, dalam acara promosi Pameran Teknologi Geospasial Indonesia yang pertama, di Cibinong, Bogor (Senin, 14 Agustus 2006). Hadir dalam acara ini Deputi Pemetaan Dasar Chaerul Hafidin, Deputi Survei Dasar Sumberdaya Alam Aris Poniman, Deputi Infrastruktur Data Spasial Henny Lilywati, Sekretaris Utama Sukendra Martha, dan beberapa kepala pusat dan kepala bidang di BAKOSURTANAL.

Peta dasar BAKOSURTANAL, yang biasa disebut Peta Rupabumi, pada skala 1:25.000 memiliki informasi yang cukup baik dan tepat untuk dikembangkan sebagai peta tematik, seperti peta rawan bencana. Kehandalan Peta Rupabumi ini telah dibuktikan oleh para pengguna dan para jurnalis yang hadir dalam acara tersebut.

BAKOSURTANAL telah membuka kesempatan kerjasama dengan daerah untuk membuat sistem informasi spasial dan peta-peta tematik yang diperlukan. Beberapa waktu lalu telah disepakati kerjasama BAKOSURTANAL dengan Pemprov Sumatera Barat untuk membuat sistem informasi spasial untuk penanggulangan kemiskinan. Kerjasama ini dipayungi pula oleh Menko Kesra. Kerjasama dilakukan pula oleh BAKOSURTANAL dengan Pemkab Belu NTT dan daerah lainnya.

Menjawab pertanyaan tentang peranan BAKOSURTANAL selama ini, Rudolf W. Matindas mengatakan bahwa peta-peta yang dibuat harus memiliki standarisasi, sehingga setiap orang dapat menggunakannya dengan baik peta-peta tersebut. Standarisasi ini penting, terutama untuk membangun sistem informasi data spasial yang berbasis pada komputer. Ini terkait dengan salah satu visi dan misi BAKOSURTANAL, yaitu membangun infrastruktur data spasial nasional yang handal.

“Jika peta-peta itu telah tersedia di daerah-daerah, dalam berbagai sektor, dengan standard yang sama, dan di dalam satu sistem jaringan yang sama, maka setiap orang yang berada dalam jaringan itu dapat mengakses data dan informasi tersebut untuk berbagai keperluan. Sebelum ini kita berkutat dengan peta-peta cetak, dengan skala yang berbeda-beda, meskipun daerahnya sama. Ketika dilakukan analisis dan lainnya, kita akan menemui banyak sekali kesulitan, karena garis pantainya yang tidak sama, karena detil obyeknya tidak sama, dan lain sebagainya,“ jelas Matindas.

Syahdan, begitu pentingnya peta dan informasi spasial ternyata tidak dibarengi dengan kesadaran untuk memanfaatkannya secara maksimal. Oleh karena itu, BAKOSURTANAL menganggap perlu melakukan sosialisasi kepada publik untuk menciptakan masyarakat yang melek peta dan informasi spasial lainnya. Wujud sosialisasi tersebut dikemas dalam Pameran Teknologi Geospasial Indonesia, pada tanggal 23-27 Agutus 2006 di JHCC, Jakarta.



http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=1736&Itemid=1205

PENGEMBANGAN PENYELENGGARAAN

Sistem informasi data statistik yang bisa memberikan gambaran mengenai 2 (dua) hal penting, yaitu : (1) Kondisi aktual permasalahan perumahan dan permukiman di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah jumlah kebutuhan rumah dan laju pertumbuhannya serta variabel-variabel terkait.; (2) Hasil yang dicapai oleh penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman. Termasuk di dalamnya adalah tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat. Hal ini secara tidak langsung akan menggambarkan kinerja Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman
Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi data statistik yang akurat, terpercaya, variatif, dan aplikatif sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan perumahan dan permukiman, maka perlu dilakukan pengembangan sistem informasi data statistik bidang perumahan dan permukiman. Pengembangan tersebut meliputi kompilasi dan pengolahan data bidang perumahan dan permukiman. Melalui sistem data dan informasi yang handal diharapkan terjadi berbagai kemudahan dalam mengakses data dan informasi yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang dinamis.
Kegiatan "Pengembangan Penyelenggaraan Informasi Data Statistik Bidang Perumahan dan Permukiman" dilaksanakan mellaui : (1) Kompilasi data yang mencakup pengumpulan data dari instansi terkait, Identifikasi dan klasifikasi data; seta (2) Pengolahan data, meliputi evaluasi dan penyusunan data dengan alat analisis yang digunakan seperti : SPSS, Cross Tabulation, Scallogram dan lain-lain.
Produk Yang Dihasilkan adalah dokumen infornasi data statistik bidang perumahan dan pennukiman yang akurat, akuntabel, variatif dan aplikatif serta sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan penyelenggaraan perumahan dan pennukiman
Dokumen tersebut diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka evaluasi pelaksanaan kebijakan, evaluasi pelaksanaan program, analisis penyiapan kebijakan dan program, perumusan kebijakan serta program dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman.

http://www.pu.go.id/Ditjen_mukim/abstraksi/index.asp?action=menu-pk&go=statistik

Software (SIDaK) Sistem Informasi Data Kader

Software (SIDaK) Sistem Informasi Data Kader

Published by aswandi at 1:10 pm under Aplikasi Web
TUJUAN
1. Dengan software ini, Pengurus DPW dapat melihat seluruh data kaderse-Sumsel, data data di sortir berdasarkan :
o Tempat tinggalnya : per kabupaten, kecamatan, kelurahan, sampai kenama jalan.
o Pendidikannya : asal SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
o Pekerjaannya : berdasarkan tempat kerja atau jenis pekerjaan
o Keluarga : Status perkawinan, jumlah anak, anak tertua, pendidikananak.
o Lain2 seperti : usia, Keahlian, bahasa, golongan darah, lamatarbiyah, dll.
2. Merapikan sistem administrasi organisasi agar dapat dikelola lebih baiklagi.
3. Pengurus DPD, dapat melihat data di kotamadya/kabupaten yang beradadiwilayah kerjaanya. Begitu juga DPC dan DPRa.
4. Dapat mencetak kartu anggota misalnya 10 kartu per lembar folio, dataotomatis mengambil dari database (tidak perlu diketik lagi), data dapatdicetak dengan 2 pilihan : di kertas cetakan (akan mencetak datanya saja),atau kertas kosong (akan mencetak juga desain kartu anggotanya).
5. Data dapat dilihat per individu secara detail beserta nomor kontak danfotonya.
FITUR
1. Terdapat 6 level pengguna yang setiap orang mempunyai password yangberbeda2:
o Administrator , bisa melakukan tambah operator baru
o Operator tingkat DPW, bisa menambah, melihat dan edit data seluruhkader di DPD, DPC, dan DPRa se-Propinsi Sumatera Selatan
o Operator tingkat DPD, bisa menambah,melihat dan edit data seluruhkader DPD, DPC dan DPRa di Kabupaten atau Kotamadya yang berada diwilayah kerjanya.
o Operator tingkat DPC, bisa menambah, melihat dan edit data seluruhkader DPC dan DPRa di Kecamatan yang berada di wilayah kerjanya.
o Operator tingkat DPRa, bisa menambah, melihat dan edit data seluruhkader DPRa di Kelurahan yang berada di wilayah kerjanya.
o Visitor, hanya melihat data yang sengaja dipublikasikan untuk umum.
o Terdapat informasi data log, mengenai siapa, kapan dan dimana, darisemua data baik yang diinput, dihapus dan di ubah oleh operator.
2. Software ini khusus untuk DPW, namun juga tersedia software untuk DPD,DPC dan DPRa.
3. Data kader dapat dicetak di printer, dan dapat di export ke filemicrosoft excell dan file PDF.
4. Data dari DPRa dapat di export ke DPC, data DPC dapat diexport keDPD, data di DPD dapat di export ke DPW. Metode export bisa melalui jaringanLAN, internet atau data dikopi ke flashdisk atau CD. Dengan demikian dapatmemudahkan pembagian tugas input data. Data dapat di update berulang-ulang.
5. Software ini dilindungi dengan keamanan berlapis dan tidak terhubung diinternet jadi aman dari gangguan pihak luar.
6. Softwara ini dapat dioperasikan di banyak komputer sekaligus dan tidakperlu instalasi di komputer lain, asal kompter tersebut terhubung denganjaringan LAN, semua database tetap di simpan di PC tempat software diinstal.
7. Data dapat diintegrasikan dengan SMS Gateway. Manfaat SMS Gateway adalahagar input data dapat dilakukan via SMS bahkan pencarian data kader dapatdilakukan vis SMS. (Produk SMS Gateway belum kami tawarkan, namun kami siapsegera apabila anda membutuhkan SMS Gateway).
8. Data dapat diintegrasikan dengan SMS Gateway. Manfaat SMS Gateway adalahagar input data dapat dilakukan via SMS bahkan pencarian data kader dapatdilakukan vis SMS. (Produk SMS Gateway belum kami tawarkan, namun kami siapsegera apabila anda membutuhkan SMS Gateway).
9. Data dapat diintegrasikan dengan SMS Center, sehingga nomor handphonekader dapat diakses di software SMS Center misalnya untuk keperluan pengirimSMS dengan jumlah banyak.
Biaya sudah termasuk :
a. CD Software
b. Jasa instalasi software
c. Training untuk 2 orang operator.
d. Buku manual software.
e. Garansi perbaikan apabila ada kerusakan misalnya kena virus, instal ulang,dll. Selama 1 tahun.
Perangkat tambahan yang dibutuhkan adalah Komputer minimal Pentium 4 danspace hardisk 100Mb, dan printer bila ingin mencetak data anggota atau kartuanggota.
http://aswandi.or.id/2007/10/29/software-sidak-sistem-informasi-data-kader/

SIM

Sistem Informasi Manajemen

Pengertian
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
- SIM terutama melayani fungsi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan di tingkat manajemen

- SIM merangkum dan melaporkan operasi-operasi dasar dari perusahaan

- SIM biasanya melayani manajer yang tertarik pada hasil-hasil mingguan, bulanan, dan tahunan


Sistem Pendukung (pengambilan)Keputusan (SPK)
- SPK membantu para manajer untuk mengambil keputusan yang semi-terstruktur, unik, atau berubah dengan cepat, dan tidak dapat ditentukan dengan mudah di awal

- SPK lebih memiliki kemampuan analisis dibandingkan sistem lain




Karakteristik Sistem Informasi Manajemen
- SIM mendukung pengambilan keputusan terstruktur pada tingkat kendali operasional dan manajemen. Juga berguna untuk tujuan-tujuan perencanaan bagi manajer senior

- Biasanya berorientasi pada pelaporan dan pengendalian

- SIM bergantung pada basis data dan alur data yang telah tersedia di perusahaan

- SIM memiliki kapabilitas analitik






- SIM secara umum membantu dalam pengambilan keputusan menggunakan data saat ini dan masa lalu

- SIM bisa memiliki orientasi internal atau eksternal






Jenis Sistem Informasi
Terdapat bermacam-macam sistem informasi, sesuai dengan tingkatan manajemen dan fungsi bisnisnya, sebagaimana terlihat pada ilustrasi berikut





Siklus Hidup Pengembangan
Metode pengembangan Sistem Informasi meliputi beberapa tahap secara umum sebagai berikut

1. Perencanaan

2. Analisis

3. Perancangan

4. Pengembangan

5. Penggunaan


Tahap Perencanaan
Tujuan

1. menentukan ruang lingkup proyek

2. mengenali berbagai area permasalahan potensial

3. mengatur urutan tugas

4. membuat dasar untuk pengendalian





Tahap Analisis
Tujuan : penelitian sistem yang telah ada dengan target merancang sistem yang baru atau diperbarui

Langkah-langkah :

1. sosialisasi penelitian sistem

2. pengorganisasian tim proyek

3. mendefinisikan kebutuhan sistem informasi

4. menyiapkan usulan rancangan

5. menerima / menolak rancangan


Tahap Perancangan
Tujuan : menentukan operasi dan data yang dibutuhkan oleh sistem baru

Langkah :

1. menyaipakan rancangan sistem terperinci

2. mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

3. mengevaluasi berbagai alternatif sistem

4. memilih konfigurasi terbaik

5. menyiapkan usulan penerapan


Tahap Pengembangan
Tujuan : memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan sebuiah sistem yang bekerja

Langkah :

1. merencanakan pengembangan

2. mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak

3. menyiapkan basisdata

4. melatih pengguna

5. masuk ke sistem baru


Tahap Penggunaan
Tujuan : menggunakan sistem baru, melakukan penelitian formal untuk menilai sejauh mana kinerja sistem baru dan memeliharanya

Langkah :

1. menggunakan sistem baru

2. mengaudit sistem baru

3. memelihara : memperbaiki kesalahan, memutakhirkan, dan meningkatkan lagi sistem


Diposting oleh lutfiyahita di 01:08
Label: manajemen proyek SI




http://lutfiyahita.blogspot.com/2007/11/pengertian-sistem-informasi-manajemen.html